Hati-hati jika ingin membuat Tattoo Temporary di Bali. Bisa jadi harganya berlipat-lipat tak keruan.
Waktu dalam perjalanan ke Ubud, saya mampir di Pasar Sukawati—pasar murah yang terkenal karena barang seninya. Seperti biasa, banyak tukang tattoo temporary yang menjajakan jasanya. Sekali berkata ’ya’, maka anda akan sulit lepas dari jeratan mereka.
Pertama, mereka akan langsung menggambari bagian tubuh anda begitu anda menunjuk gambar tato yang anda inginkan. Saya sarankan, tanyalah dulu berapa harganya. Karena jika bagian tubuh sudah terlanjur ditato, maka akan sulit sekali menegosiasi harganya. Bisa-bisa harganya dikatrol sampai Rp. 95.000,-.
Tawarlah harga tato sebelum digambar di tubuh. Tawar sampai Rp.10.000,-. Jika dia tak mau, pura-pura saja pergi. Maka mereka akan kembali menarik anda dengan harga—paling tidak—Rp.20.000,-. Kalau sudah begini, jalan pintasnya adalah menawar sedikit lebih murah dari yang mereka tawarkan, namun sedikit lebih mahal dari harga yang kita tawarkan terdahulu. Misalnya, ambil harga Rp.15.000,-, itu harga yang pedas-manis, harga yang pas. Dengan harga itu, saya yakin, penjual jasa tattoo temporary sudah untung. Kalau sudah sepakat, barulah ijinkan mereka untuk menggambar tattoo.
Saya membuat tattoo tribal pada kaki seharga Rp.15.000,-. Tattoo-nya lumayan bagus. Unsur seni-nya ada. Tahan selama 2 minggu. Kalau tidak mandi, bisa tahan sampai berbulan-bulan (ini lelucon si tukang tattoo, lumayan lucu juga).